Peran Filsafat dalam Pembelajaran Matematika



Peran Filsafat dalam Pembelajaran Matematika
Dalam pendidikan matematika, belajar filsafat adlaah belajar pikiran para filsuf. Dengan mempelajari haisl pemikiran para filsuf kita termasuk belajar filsafat. Berfilsafat adalah berpikir dalam koridor spiritual, etik, dan estetika. Orang yang mempunyai jiwa filsafat tinggi adalah orang yang memiliki sikap sopa dan santun terhadap ruang dan waktu.
Menurut Ebbut dan Straker (1995) hakekat matematika sekolah mecakup 4 hal, yaitu :
1.      Kegiatan penulusuran pola / hubungan
2.      Kegiatan problem solving
3.      Kegiatan investigasi
4.      Kegiatan komunikasi
Dalam konteks ini, penerapan hakekat matematika tersebut merupakan salah satu peran filsafat matematika.
Dengan keempat hakekat matematika tersebut, siswa diharapkan mampu mengembangkan matematikanya sendiri. Siswa dituntut untuk lebih responsif, aktif, kreatif, dan mandiri dalam proses pembelajaran. Karena siswa diarahkan untuk mengkontruk pengetahuannya tentang matematika seniri kemudian dihubunkan dan diterapkan dalam pembelajaran matematika.
Contoh jenis filsafat yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran adalah filsafat idealisme. Filsafat ini memiliki arti karakteristik. Bahwa untuk mengetahui/proses kognitif merupakan proses mengingat kembali ide ide yang ada secara telaten dalam pikiran. Pengetahuan adalah sebuah proses metal/ psikologis yang bersifat subyektif, sehingga pendidikan harus mampu membantu siswa menemukan kebenaran. Penerapan jenis filsafat ini dalam  pembelajaran bisa dengan menggunakan metode yang beruapaya merangsang pikiran siswa atau membawa ide-ide yang menarik pada kesadaran siswa dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan yang mengarah atau berhubungan pada pokok pokok bahasan (materi pelajaran), membtuk konsep dengan cara menunjukkan objek.
Manfaat penerapan filsafat idealisme dalam pendidikan untuk guru dan murid. Guru berupaya membangun konsep pada murid yang memiliki hubungan dengan suatu objek dalam realitas dan murid berupaya sedapat mungkin menangkap konsep tersebut dan mengajukan beberpa pertanyaan untuk didiskusikan bersama.
Kurikulum yang bisa digunakan dengan menyusun metode pengajaran yang didasarkan pada rumusan abstraksi sensasi, mengembangkan serangkaian demonstrasi kelas untuk dilakukan oleh siswa guna menjelaskan suatu fenomena.

Komentar

Postingan Populer